PUBLIC LECTURE “DISCOVERY NEW TALENT”
Pembicara : Isabelle Glachant, Park Sung Ho, Gertjan Zulihof, Gerszon R Ayawala. Tito Imanda
Moderator: Endang Mulyaningsih
Foto diambil dari instagram official JAFF
Sudah lama saya tidak meng update blog saya. Pada kesempatan kali ini saya akan menceritakan pengalaman saya mendatangi salah satu festival film di Indonesia. Jogja Asian Film Festival namanya atau sering di sebut JAFF yang di laksanakan di kota gudeg Yogyakarta. Festival ini adalah festival yang rutin di selenggarakan setiap tahunya dan tahun ini adalah tahun ke 11 JAFF di selenggarakan. Di JAFF ada beberapa program acara. Salah satunya yang akan saya bahas disini adalah PUBLIC LECTURE yang saya hadiri yang bertajuk “Discovery a New Talent” dengan dihadiri oleh beberapa pembicara internasional yang berkecimpung di dunia film. Yaitu isabelle Glachant, Park sung ho, gertjan Zulihof, Gerszon R Ayawala. Tito Imanda, dan di Moderatori oleh endang mulyaningsih.
Sudah lama saya tidak meng update blog saya. Pada kesempatan kali ini saya akan menceritakan pengalaman saya mendatangi salah satu festival film di Indonesia. Jogja Asian Film Festival namanya atau sering di sebut JAFF yang di laksanakan di kota gudeg Yogyakarta. Festival ini adalah festival yang rutin di selenggarakan setiap tahunya dan tahun ini adalah tahun ke 11 JAFF di selenggarakan. Di JAFF ada beberapa program acara. Salah satunya yang akan saya bahas disini adalah PUBLIC LECTURE yang saya hadiri yang bertajuk “Discovery a New Talent” dengan dihadiri oleh beberapa pembicara internasional yang berkecimpung di dunia film. Yaitu isabelle Glachant, Park sung ho, gertjan Zulihof, Gerszon R Ayawala. Tito Imanda, dan di Moderatori oleh endang mulyaningsih.
Berkembangnya jaman dan kemajuan teknologi mempengaruhi dunia perfilman. Dahulu banyak dari mereka ingin menjadi filmmaker kemudian mengurungkan niat sebagai filmmaker. Karena jarang sekali orang memproduksi film pada jaman dahulu, faktor penghambat mereka antara lain biaya dan waktu. Tetapi ada beberapa orang juga yang terus berinovasi dalam dunia perfilman walaupun mereka memiliki keterbatasan dana. Sedangkan pada jaman sekarang produksi film lebih mudah. Alhasil semakin banyak orang berbondong-bondong memproduksi film. Tetapi masalahnya apakah mereka berbakat dalam produksi film atau hanya mengikuti jaman? Inilah yang membedakan antara orang yang berbakat dengan orang yang hanya mengikuti jaman.
Discovery new talent bertujuan memilih dan membangun individu yang bertalenta, agar para individu lebih mengerti dan berkembang dengan talenta yang dia miliki. Memang dalam membuat film tidak gampang, tetapi dengan sebuah bakat yang sudah tertanam dalam diri individu kita dapat lebih mudah mengembangkannya dan dengan niat dari individu tersebut untuk menciptakan sebuah film yang baru. Dengan niat dan kemauan yang besar individu dapat lebih cepat dalam mengembangkan talentanya.
Penemuan filmaker yang baru itu harus di apresiasi dengan dibuatnya workshop, lalu karantina agar bakat berkembang dengan baik sesuai talentanya dan dengan didorong untuk mengikuti festival. Dalam menmukan bakat – bakat baru kita harus memiliki beberap faktor, yaitu :
1. Honesty
Kita harus jujur terhadap diri kita sendiri dan berekspresi sesuai kemampuan kita
2. Vision
Kita harus memiliki visi yang kuat
3. Diligence
Kita harus selalu tekun
4. Surviving
Kita harus selalu berusaha dalam keadaan apapun
Dalam menjadi filmmaker kita tidak harus selalu memikirkan tentang uang, karena itu akan menjadikan kita tidak kreatif. Tetapi kita jangan menghilangkan style yang sudah kita miliki dalam membuat sebuah film. Kita tidak harus mengikuti pasar, tetapi di satu sisi kita butuh untuk bertahan hidup dengan membuat film komersial dan tetap konsisten pada karakter film kita.
Strategi untuk menemukan bakat baru :
1. Do research
Kita harus melakukan penelitian dalam menemukan penonton kita mau kemana
2. Peach out to people
Kita juga harus meluaskan jangkauan kita dalam menentukan penonton kita, misalnya dengan orang – orang terdekat kita, keluarga, sahabat, dll.
3. Accept reality
Menerima realitas seperti arah penonton kita untuk siapa, itu balik lagi ke penonton kita.
4. Be yourself
Tetap menjadi diri sendiri saat melakukan apapun
Tentu ada banyak problem dalam menjadikan filmmaker, belum tentu terjadi saat kita sekolah di perfilman, kecuali kita harus memiliki bakat dan bakat itu belum tentu di temukan saat kita sekolah film. Semua sekolah film memiliki masalahny masing – masing. Kita kalau belajar menjadi filmmaker tidak harus berpedoman dalam satu hal saja, tetapi kita harus memilik banyak pedoman lain.