image1 image2 image3

HELLO I'M MUNIROH|WELCOME TO MY PERSONAL BLOG|I LOVE TO DO CREATIVE THINGS|I'M THE STRONG GIRL

Analisis Film The Hundred Foot Journey 2014



Cerita pada film ini dimulai dengan munculnya Hassan Haji yang rakus, mengisahkan tentang perjalanan hidupnya, based novel terkenal karya Richard Morais berjudul The Hundred-Foot Journey. Hidup penuh dengan warna, rasa dan aroma dari dapur, Film The Hundred-Foot Journey memperlihatkan tentang keharmonisan keluarga, kebangsaan atau nationality, dan misteri tentang selera yang bagus.

Lahir di atas restoran sederhana kepunyaan kakeknya di Mumbai, Hassan pertama kali mengalami kehidupan melalui whiffs ikan kari yang pedas, juga kisah perjalanannya ke pasar lokal dengan ibunya. Tapi ketika tragedi menimpa keluarga India tersebut, mereka menghibur diri dengan perjalanan kuliner makanan di seluruh dunia hingga akhirnya menetap di Lumière yaitu sebuah desa kecil di Pegunungan (French Alps).

Keluarga Haji riuh ketika Lumière diterpa oleh badai. Mereka membuka sebuah restoran India murah berhadapan dengan French relais (that of the famous chef Madame Mallory) dengan rempah-rempah dari India yang telah mengubah kehidupan di desa eksentrik dan menyebalkan, dirayakan dengan tetangganya. Setelah Madame Mallory mengadakan perang kuliner dengan keluarga imigran, apakah dia akhirnya setuju untuk menjadi mentornya Hassan, hingga membawanya ke Paris, membuka restoran sendiri dan melakukan petualangan baru?

The Hundred-Foot Journey adalah cerita yang banyak untuk diambil hikmahnya, tentang bagaimana petualangan jarak seratus kaki (hundred-foot distance) antara dapur India baru dan dapur tradisional Perancis yang dapat mewakili jurang antara budaya dan keinginan berbeda. Sebuah bukti keniscayaan takdir, cerita film ini sesuai ditonton oleh segala usia, kisah yang menarik, menawan dan kompulsif untuk dilihat.

 
                                                                     Analisis Film

Berdasarkan film tersebut, sangat mengejutkan kita juga menemukan toleransi antara Ibu Marolly dengan Hassan. Ini terbukti oleh tindakan Marolly ibu. Dia bertanggung jawab untuk kesalahan pekerja nya. Di sisi lain, Hassan juga peduli dengan Ibu Marolly yaitu ketika Hassan memberikan masakan untuk ibu Marolly.

Jadi teman-teman, ada beberapa konflik dalam budaya. Tapi dalam implementasi profesional, penting untuk mempromosikan budaya kita, namun hal ini juga berguna untuk mengetahui orang lain bahwa budaya sebagai wawasan baru. Seperti Hassan, ia belajar tentang makanan Perancis untuk menjadi seorang koki yang hebat. Dan jika dia ingin belajar tentang makanan Perancis dia harus mematuhi Perancis teknis memasak. Jika ia ingin bertahan di Perancis atau di negara lain ia harus beradaptasi dengan budaya lain. Dalam film tersebut, orang India saat sedang bekerja dan bertemu orang selalu mengatakan Namaste sedangkan orang Perancis cipika-cipiki.

Bisa dilihat, Hassan membutuhkan wine untuk merendam daging kambing, tetapi temannya mengatakan bahwa kita tidak menggunakan wine, tetapi Hassan mengatakan bahwa jika kita ingin bertahan disini “di Negara Prancis” kita harus bisa beradaptasi, kita harus memanfaatkan apa yang terdekat dengan kita. Itu adalah usaha dia sebagai seorang chef agar bisa membuat makanannya tetap bisa tersaji dengan baik.

Lalu Hassan yang belajar mengenai masakan Prancis dan di restoran Prancis dia tetap mematuhi peraturan yang berlaku disana. Yang dilakukan Hassan adalah karena dia ingin menjadi seorang chef yang lebih hebat, tidak hanya mengetahui masakan India saja.

                                                                      Kesimpulan

Bisa dilihat saat Ny. Marolly bertanggung jawab saat anak buahnya melakukan kesalahan. Dan akhirnya Ny. Marolly mengakui bahwa masakan Hassan itu luar biasa dan untuk menebus kesalahannya Hassan disuruh bekerja di restorannya dan belajar untuk menjadi chef dunia dan akhirnya Hassan mendapatkan 2 bintang.

Yang pada intinya, kebudayaan Prancis memang berbeda dengan kebudayaan India, tetapi dari sini Hassan telah membuktikan sebagai seorang chef bahwa lewat makanan bisa menyatukan keperbedaan budaya.

 

Share this:

CONVERSATION

0 komentar:

Posting Komentar